Kamis, (14/09/2017) adalah hari pertamaku masuk kampus setelah libur ± 2 bulan lamanya. Jika
harus menceritakan situasi dan kondisi kampus ketika perkuliahan pertama,
mungkin ceritaku akan tak jauh berbeda dengan cerita mahasiswa-mahasiswa yang lain.
Mulai dari atmosfer kampus yang masih dingin akan perdebatan antar mahasiswa
dalam sebuah presentasi makalah, hingga kegiatan perkuliahan yang masih belum
begitu efektif dengan ditandai tidak hadirnya beberapa dosen mata kuliah
tertentu, bahkan di jurusan kami, Jurnalistik, masih dilakukan revisi-revisi
jadwal kuliah dan dosen dari bagian akademik fakultas beberapa hari setelah
perkuliahan berjalan. Tak mengherankan, seperti itu pula yang terjadi pada
semester lalu.
Ada beberapa
hal yang terlihat berbeda dengan kampus di semester ini, seperti gedung baru
serba guna yang terletak di belakang Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) serta
disamping Gedung Pascasarjana, yang telah berdiri kokoh memperindah formasi
gedung-gedung pendahulunya dan siap digunakan, baik untuk perkuliahan atau
untuk sekedar berfoto ria bagi mahasiswa yang senang selfie-selfie ataupun
fotografi, adapun lapangan depan rektorat yang lebih terlihat seperti taman
sampai saat ini terus dipercantik, Sementara hal-hal lain tak begitu banyak
perubahan seperti gazebo legendaris depan FDK yang seringkali dipadati
“penghuni-penghuni” setianya untuk berdiskusi, bersosialisasi, mengerjakan
tugas, atau sekedar berteduh dari terik maupun hujan.
![]() |
| Lapangan/Taman depan Rektorat |
Namun tentunya
akan berbeda cerita antara mahasiswa satu dengan lainnya jika yang harus
diceritakan adalah kesan pertama dari masing-masing individu. Seperti layaknya
mahasiswa atau pelajar pada umumnya, yang ketika masuk kuliah atau sekolah
merindukan liburan, dan ketika libur merindukan sang kekasih upss maksud saya
merindukan teman-teman. Bagiku perkuliahan pertama ini mengobati rasa rindu
akan teman-teman, pemandangan kampus yang khas, serta mengembalikan suasana
segar dalam hati, sekaligus mulai memanaskan lagi “mesin” yang sudah terlalu
lama dibiarkan dingin ketika libur panjang kemarin.
Berkaca dari pengalaman semester lalu bahwa peribahasa andalanG saya dan selalu saya terapkan "kalau masih bisa besok, kenapa harus sekarang" berhasil membuat kuliah saya hancur dengan IPK masya Allah dan hampir menjadikan saya salah satu dari mereka yang dinyatakan Drop Out. Maka mulai semester ini saya pun bertekad untuk memegang teguh prinsip pribahasa yang sebenarnya "kalau bisa dikerjakan sekarang, kenapa harus tunggu besok". Strategi dan sikap santai saya pada semester lalu harus benar-benar saya ubah untuk mencapai hasil yang lebih baik pada semster kali ini. Tugas apapun HARUS SAYA KERJAKAN PADA HARI YANG SAMA KETIKA DITERIMA, dan diusahakan selesai sebelum deadline. Seperti pepatah barat yang sebenarnya adalah pepatah buatanku sendiri namun tidak pernah saya terapkan dan entah apakah itu benar-benar ada di barat atau tidak "the first step is the biggest step".
Mulai semester
ini pula, saya juga bertekad untuk meningkatkan minat membaca dan menulis lebih
tinggi lagi dari sebelumnya. Seorang editor media online pernah memberikan
saran padaku pada saat kunjungan media beberapa waktu lalu di salah satu
media online lokal yang ada di Makassar yakni Rakyatku.com, bahwa cara yang
efektif untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis adalah “PAKSA”. Lima huruf
yang singkat, tajam, padat, akurat, dan sangat melekat di sanubari saya sebagai
salah satu mahasiswa jurnalistik, tetapi dalam merealisasikannya dibutuhkan
tekad yang bulat, mental yang kuat dan usaha yang hebat. SAYA HARUS BISA,
SEMANGAT!
Bicara tentang semester baru pasti ada hal-hal baru pula yang menyertainya. Seperti mata kuliah-mata kuliah baru yang belum pernah kami dapatkan sebelumnya, dosen-dosen baru (atau dosen lama dengan mahasiswa baru) yang belum pernah mengajar kami sebelumnya. Inilah faktor-faktor pewarnanya, dengan masing-masing karakter mengajar yang unik, mata kuliah-mata kuliah di semester ini akan dibawakan dengan metode-metode bervariasi anatara dosen satu dengan dosen lainnya sesuai dengan ciri khas masing-masing. Ada yang membawakannya dengan serius, sebagian menghiasinya dengan gertakan-gertakan pengendor syaraf, dan tidak sedikit pula yang membawakannya dengan santai sehingga kami pun enjoy dalam menerima setiap materi yang diajarkannya, dan sebagian lagi dengan menggabungkan ketiganya, untuk menjaga situasi dan kondisi mood mahasiswa tetap kondusif namun juga menjaga kualitas perkuliahan tetap efektif.
Tentang kegiatan -kegiatan ekstra akademik, pun sudah mulai aktif kembali, dari organisasi-organisasi kemahasiswaan, kesenian, olahraga, lembaga dakwah, hingga komunitas-komunitas lain. Seperti jurusan kami yang memiliki sebuah agenda "rutinan", yaitu kunjungan media, sebuah kegiatan yang bertujuan untuk membantu kami mengenal lebih jauh tentang seluk beluk cara kerja media itu sendiri, baik itu stasiun tv, media cetak, maupun media online yang biasanya diadakan beberapa kali dalam tiap semester, serta menghadirkan narasumber atau tokoh-tokoh baik lokal maupun nasional yang sangat berkompeten dalam bidangnya. Kegiatan tersebut kami harapkan bisa membantu kami dalam menambah wawasan jurnalisme yang kami miliki sehingga pada waktunya nanti kami terjun langsung sebagai jurnalis-jurnalis handal yang menjunjung tinggi kode etik jurnalis.
Itulah sebagian partikel-partikel yang begitu mewarnai pernak-pernik perkuliahan awal semester selain dari unsur mahasiswa-mahasiswanya. Untuk frasa terakhir yang baru kusebutkan tadi menurutku tidak perlu dibahas disini, mungkin akan lebih pantas dibahas pada lain kesempatan, lain tulisan, dan lain urusan, karena akan memakan waktu yang sangat lama dan tempat yang sangat luas hingga bisa menjadi sebuah buku. Saya berharap semangat itu akan tetap membara hingga akhir semester, hingga lulus dari UIN Alauddin tercinta, dan selama menjalani hidup di dunia.
Bicara tentang semester baru pasti ada hal-hal baru pula yang menyertainya. Seperti mata kuliah-mata kuliah baru yang belum pernah kami dapatkan sebelumnya, dosen-dosen baru (atau dosen lama dengan mahasiswa baru) yang belum pernah mengajar kami sebelumnya. Inilah faktor-faktor pewarnanya, dengan masing-masing karakter mengajar yang unik, mata kuliah-mata kuliah di semester ini akan dibawakan dengan metode-metode bervariasi anatara dosen satu dengan dosen lainnya sesuai dengan ciri khas masing-masing. Ada yang membawakannya dengan serius, sebagian menghiasinya dengan gertakan-gertakan pengendor syaraf, dan tidak sedikit pula yang membawakannya dengan santai sehingga kami pun enjoy dalam menerima setiap materi yang diajarkannya, dan sebagian lagi dengan menggabungkan ketiganya, untuk menjaga situasi dan kondisi mood mahasiswa tetap kondusif namun juga menjaga kualitas perkuliahan tetap efektif.
Tentang kegiatan -kegiatan ekstra akademik, pun sudah mulai aktif kembali, dari organisasi-organisasi kemahasiswaan, kesenian, olahraga, lembaga dakwah, hingga komunitas-komunitas lain. Seperti jurusan kami yang memiliki sebuah agenda "rutinan", yaitu kunjungan media, sebuah kegiatan yang bertujuan untuk membantu kami mengenal lebih jauh tentang seluk beluk cara kerja media itu sendiri, baik itu stasiun tv, media cetak, maupun media online yang biasanya diadakan beberapa kali dalam tiap semester, serta menghadirkan narasumber atau tokoh-tokoh baik lokal maupun nasional yang sangat berkompeten dalam bidangnya. Kegiatan tersebut kami harapkan bisa membantu kami dalam menambah wawasan jurnalisme yang kami miliki sehingga pada waktunya nanti kami terjun langsung sebagai jurnalis-jurnalis handal yang menjunjung tinggi kode etik jurnalis.
Itulah sebagian partikel-partikel yang begitu mewarnai pernak-pernik perkuliahan awal semester selain dari unsur mahasiswa-mahasiswanya. Untuk frasa terakhir yang baru kusebutkan tadi menurutku tidak perlu dibahas disini, mungkin akan lebih pantas dibahas pada lain kesempatan, lain tulisan, dan lain urusan, karena akan memakan waktu yang sangat lama dan tempat yang sangat luas hingga bisa menjadi sebuah buku. Saya berharap semangat itu akan tetap membara hingga akhir semester, hingga lulus dari UIN Alauddin tercinta, dan selama menjalani hidup di dunia.


0 Komentar